Sabtu, 30 Agustus 2014

Pulau Rasa

Dahulu, ada sebuah pulau yang dihuni berbagai rasa. Ada yang bernama Kemarahan, Kesedihan, Cinta, dan sebagainya. Semuanya hidup berdampingan dengan damai tanpa ada singgungan di antara mereka. Suatu hari, pulau tersebut dikabarkan akan segera tenggelam dalam beberapa hari ke depan. Semua penghuni pulau itu sibuk menyelamatkan diri mereka masing-masing. Akhirnya, keputusan yang mereka ambil adalah berpindah ke lain pulau.

Di antara hiruk pikuk suasana kebingungan yang ada, ada sesosok yang masih tidak tahu harus berbuat apa. Cinta. Cinta tidak dapat berpaling, pergi meninggalkan pulau itu, walaupun ia sudah mencoba. Ia merasa amat berat meninggalkan pulau yang selama ini telah menjadi tempat dimana semua kehidupan, kenangan, dan impiannya tumbuh indah di sana. Kemudian Cinta bertanya kepada Kemarahan bagaimana cara agar Ia dapat pergi dari pulau itu. Bukannya mendapat jawaban, Cinta malah mendapat ocehan dari Kemarahan.

Tidak patah arang, Cinta menanyakan hal yang sama kepada Kesedihan. Karena Kesedihan yang teramat sedih, Cinta pun tidak mendapat jawaban. Lalu, Ia mendatangi Kesombongan, dan lagi-lagi Ia tidak dihiraukan karena Kesombongan masih sangat sibuk dengan membanggakan dirinya. Dari semua orang yang didatanginya, tak ada satu pun yang mampu menjawab pertanyaannya.

Akhirnya, Cinta berpasrah diri. "Jika memang ini takdirku untuk tenggelam bersama pulau ini, maka aku ikhlas. Aku akan tetap bersama pulau ini." katanya. Tidak lama kemudian, datang seseorang yang menawarkan bantuan kepada kepadanya. Orang asing itu memperkenalkan diri. "Aku bukan Kesedihan, bukana Kemarahan, atau Emosi. Namaku adalah Waktu. Aku yanng akan membantumu Cinta. Aku akan menyelamatkanmu dari tenggelamnya pulau ini."

Memang benar, hanya dengan berjalannya Waktu, Cinta dapat selamat dari tenggelamnya pulau itu. Ya, Cinta memang perasaan yang terlalu indah untuk disakiti. Jika Ia harus meninggalkan pemiliknya, itu bukan karena Ia memang ingin pergi. Akan tetapi kebohongan, pengkhianatan, dan tidak adanya penerimaan yang tuluslah yang mengusirnya dari hati kita. Karena hanya Waktu yang mampu memahami dan membuktikan betapa besar dan sejati kesungguhan Cinta itu. Dan hanya Waktu jugalah yang akan memberikan kesembuhan bagi Cinta yang tersakiti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar